Kamis, 29 Oktober 2009

PERTUMBUHAN PARIWISATA DI DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Pertumbuhan pariwisata dan budaya didaerah kabupaten Timor Tengah Utara baru - baru ini mendapat sambutan yang hangat dari pemerintah pusat dengan menyelenggarakan seni budaya daerah yang merupakan warisan dari para leluhur mereka. saya sangat senang membacanya ketika saya membuka website saya . Oleh karena itu mari kita sama - sama tingkatkan pertumbuhan pariwisata daerah kita dengan budaya seni yang kita miliki seperti : bonet, lekosene,bilut ma bsoot dan masih banyak lagi budaya seni yang ada didaerah kabupaten Timor Tengah Utara, sehingga mendapat perhatian dari para wisatwan manca negara. Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara berada ditengah - tengah pulau Timor yang beribukota Kefamenanu yang merupakan pusat peternakan sapi terbesar di Propinsi Nusa Tenggara Timur. beberapa bulan yang lalu saya sempat pulang ke Timor (Kefamenanu, tempat kelahiran saya) dan saya melihat potensi alam yang ada khususnya daerah-daerah wisata seperti : Tanjung Bastian dan Gua Bitauni merupakan daerah tujuan para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara. tapi sayang akses jalan menuju Wini dan Tanjung Bastian sangant memperihatinkan .oleh karena itu daerah tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat ( dinas pariwisata) .

Jumat, 16 Oktober 2009

Kab.TTU kaya potensi pariwisata tapi kurang promosi


PDF Print E-mail




Image
Timor Tengah Utara (TTU) memiliki keaneka-ragaman sumber daya alam maupun sumber daya budaya. Potensi ini dapat ditumbuh kembangkan untuk pembangunan kepariwisataan daerah guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tapi, mengapa dibiarkan tertidur?

Kabupaten TTU merupakan salah satu Kabupaten dari 20 Kabuaten/Kota yang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan ibukotanya Kefamenanu. Letaknya di tengah Pulau Timor, bagian utara yang berbatasan langsung dengan wilayah Ambenu, Daerah Enklave Republic Demokratik Timot Leste (RDTL).

Di Kabupten ini memiliki beraneka ragam kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya budaya, yang dapat ditumbuh kembangkan untuk pembangunan kepariwisataan daerah dan untuk mewujudkannya, diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, profesional, kreatif, inisiatif dan inovatif disertai perencanaan dan program rill serta terpadu.

Seluruh potensi aneka kekayaan alam, budaya dan religius serta sejumlah daya dukung kepariwisataan di TTU seakan sedag merentang tawa, mengulas senyum untuk didatangi, dikunjungi bahkan untuk berinvestasi di sub sektor pariwisata.

Luas wilayah Kabupaten TTU adalah 2.669,70 Km atau 266,970 Ha. Dari segi astronomis, daerah ini terbentang antara 124 04’02’ sampai 24 46’00” Bujur Timur; dan antara 9 02’48” sampai 9 37’36” Lintang Selatan. Sebelah Utara berbatasan dengan Ambenu (daerah Enclave RDTL), Selatan dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan; Timur dengan Kabupaten Belu dan Barat dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kupang.

Dari aspek klimatologi, suhu udara di Kabupaten ini sangat bervariasi tergantung curah hujan setiap tahun. Keadaan curah hujan yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap pergantian musim serta aktivitas manusia. Faktor-faktor penyebabnya antara lain topografi wilayah yang bergunung-gunung, berbukit-bukit, diselang-selingi dataran-dataran rendah dan padang-padang sabana. Faktor lain, barangkali kondisi lingkungan hidup khususnya dunia flora/ vegetasi yang tidak seimbang, turut menentukan variabilitas iklim tersebut.

Dari aspek kependudukan. berbagai tradisi lisan dan tulisan sejarah serta laporan etnografis, penduduk di Kabupaten TTU menunjukkan hasil pembauran berbagai ras dan kelompok etnis yang berlangsung sejak awal mula. Ada penduduk asli (Melenesia), penduduk migran (Austronesia dan deutro Malayu), penduduk keturunan campuran (Topasses), para pedagang dan sebagainya.

Pembauran ini berlangsung demikian lama berabad-abad lampau dan tanpa terasa telah membentuk penduduk di kabupaten ini. Walau demikian, di antara banyak kesamaan, terdapat pula perbedaan-perbedaan di antara penduduk terutama di tiga wilayah besar dalam Kabupaten TTU (Biboki, Insana, Miomaffo). Dan untuk menelusurinya kembali, diperlukan studi-studi historiografi dan etnografis yang intensif.

Ditinjau dari bahasa daerah, penduduk di TTU sehari-harinya menggunakan Bahasa Dawan Atoni, yang lazimnya disebut Laes Meto, Uab Meto atau Molok Meto. Pemakaian bahsa ini cukup umum, namun ada pula perbedaan-perbedaan ciri khas etnis Biboki, Insana dan Miomaffo, maka dari pemakaian bahasa ini nampaknya ciri khas pembedanya berupa dialek/ logat: Miomaffo Barat, Miomaffo Timur, Noemuti, Insana, dan Biboki.

Dengan kata lain dari pengucapan kata-kata, kita dapat membedakan identitas etnis seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, selain laes meto, uab meto, atau molok meto ini, sebagian besar masyarakat juga menggunakan alat bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dengan sesama manusia, sebagai bahasa nasional.

Sosial Budaya

Masih terlestarinya berbagai potensi wisata budaya dan religius serta wisata alam, dibenarkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadis Budpar) Kabupaten TTU, Wilybrodus Apaut, S.Sos, M.AP.

Image
Kepada Bentara Wisata/Bentara-Online di ruang kerjanya, Sabtu (23/05/09) lalu, Kadis Budpar TTU, Wilybrodus Apaut, S.Sos, M.AP, menjelaskan, manusia dikenal dan dipahami dari kebudayaannya. Segala tutur kata dan perilakunya adalah ekspresi-ekspresi pola dan tingkat budaya yang dihayatinya. Sebagai makluk rasional, Atoin meto di Kabupaten Timr Tengah Utara memiliki wujud fisik/ material kebudayaan seperti; rumah, peralatan/ perlengkapan hidup, senjata, rumah dan sebagainya. Sistem nilai budaya diekspresikan melalui pranata-pranata; (1) Pranata Kekerabatan; (2) Pranata Ekonomis; (3) Pranata Pendidikan; (4) Pranata Politis; (5) Pranata Seni; (6) Pranata Keagamaan; (7) Pranata Jasmani; (8) Pranata Ilmiah (sistem Kearifan lokal).

Sumber semua wujud kebudayaan di atas, jelas Kadis Budpar, adalah ide atau gagasan, adat istiadat, norma-norma dan nilai-nilai sebagai landasan filosofis, etis dan moral kebudayaan Atoin meto di Kabupaten Timor Tengah Utara. Maka eksistensi Atoin Timor dan realitas kebudayaannya dapat dirangkum dalam pikiran bahwa ia lahir dari methologi, dari methologi ia menciptakan simbol-simbol yang membahasakan atau mengungkapkan makna seluruh realitas masa lampau. Dalam kehidupan sehari-hari, ia berperilaku dalam tindakan-tindakan simbolis yang mengaktualisasikan relasinya dengan masa lampau demi arti dan makna sebuah kehidupan.

Realitas sosial menunjukkan bahwa kehidupannya di dalam masyarakat tersusun dalam struktur-struktur. Ada pemimpin; pembantu pimpinan dan bawahan (rakyat). Relasinya dengan sesama manusia dilihat dalam kerangka hubungan kekerabatannya yang berpengaruh kuat pada pranata lainnya.

Agama dan Kepercayaan Asli

Menurut data statistik, jelas Kadis Budpar TTU, mayoritas penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara menganut Agama Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindu dan Buddha. Namun dalm kenyatan, agama Katolik misalnya masih terus diberangi system kepercayaan asli tehadap usi neon (Wujud Tertinggi); Arwah nenek Moyang; Dewi Bumi dan Dewa Air serta adanya Roh-roh Halus.

Sistem kepercayaan asli inilah, jelas Kadis Wilybrodus Apaut, yang mewarnai segala perilaku dan tindakan ritual sepanjang fase kehidupan (lahir, kawin, mati) dan aktifitas-aktifitas ekonomisnya (upacara-upacara ritual menurut kalender pertanian).

Dunia kehidupan Atoin Meto, jelas Kadis Budpar, terdiri dari dunia fana dan dunia baka. Karena itu ada juga kepercayaan akan hidup sesudah kematin, dimaksudkan agar arwah orang mati dapat hidup layak di dunia para arwah di alam baka.

Pemerintahan

Kabuapten Timor Tengah Utara meliputi tiga wilayah yakni Biboki, Insana, dan Miomaffo (bekas-bekas swapraja di Jaman belanda). Di jaman pemerintahan sekarang, terdapat 24 kecamatan, 143 desa dan 31 kelurahan. Kefamenanu adalah Ibu Kota Kabupaten Timor tengah Utara, tentu menjadi pula pusaat pertumbuhan dan perkembangan pembangunan dari multi aspek. Mulai dari aspek pemerintahan, pendidikan, pos dan telekomunikasi, ekonomi, pertahanan dan keamanan, agama, infrastruktur dan transportasisampai kebudayaan dan pariwisata.

Dengan kata lain, kefamenanu juga menjadi pusat pelayanan publik yang menjangkau seluruh aspek kehidupan sosial. Berkaitan dengan itu, jika TTU sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Nusa Tenggara Timur, sudah pasti kefamenanu menjadi destinasi utamanya. Walaupun demikian, jika diterawang dari karakter layanan wisatanya, Kefamenanu pada level lokal dan regional lebih tepat dijadikan sebagai tempat wisata MICE (Meeting, Insentive, Converence and Exhibition). Hal itu dimungkinkan oleh kelengkapan berbagai prasarana dan sarana (jaringan jalan, listrik, telepon dan Air), tersedianya aneka usaha jasa layanan wisata (Biro Perjalanan, Hotel, Restaurant dan Balai Konvensi) dan didukung pula oleh kelengkapan fasilitas publik yang memadai (Bank, Money Changer, Kantor Post, Pasar, Terminal, Pusat Pertokoan, Rumah Sakit, Pos Polisi, Universitas dan sebainya).

Potensi Wisata

Image
Ada beraneka ragam potensi objek wisata di Kabupaten Timur Tengah Utara. Banyaknya obyek atau potensi tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten TTU membentuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) pada tahun 2001 untuk menyelenggarakan kegiatan pelestarian, promosi dan pengembangannya. Kadis Budpar Kabupaten TTU, Wilybrodus Apaut, S.Sos, M.AP, mengemukakan, setelah terbentuknya Dinas Budpar, ada dua hal pokok yang menjadi pilar utama yang harus dilakukan. Pertama, aspek kebudayaan. Kebudayaan bisa menjadi menarik kalau dilestarikan dan dibina serta dipasarkan. Kedua, aspek kepariwisataan. Kebudayaan akan menjadi menarik bila dinikmati oleh banyak orang. Kebudayaan tidak hanya menjadi ritus yang seremonial belaka tetapi bisa lebih dari itu yakni menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi umat manusia.

Agar kebudayaan bisa menjadi salah satu aset pariwisata yang menarik, jelas Kadis Budpar TTU, pihaknya ke depan akan bekerja sama dengan media cetak dan elektronik guna pemasaran atau promosi.

Image
Kadis Budpar juga tak mengelak kalau dibilang pariwisata TTU terlihat mati suri. Penilaian semacam itu, menurutnya, adalah suatu kenyataan. Untuk menghidupkan dan mengembangkannya butuh partisipasi semua pihak dan butuh dukungan media cetak.

“Kami butuh sumbangan pemikiran dari teman-teman media cetak dalam hal promosi dan pengembangan pariwisata di daerah, “ujar Kadis Budpar TTU.

Berbicara tentang keanekaragaman potensi pariwisata, jelas Kadis Bupdar TTU, pihaknya telah mengelompokannya berdasarkan jenis antara lain objek wisata alam dan objek wisata religius, objek wisata tantangan dan objek wisata minat khusus.

Image
Di samping itu, ada objek wisata alam seperti panorama alam berupa air tarjun, gua-gua, kawasan pegunungan hutan dan berbagai jenis tumbuhan dan dunia fauna yang penuh mempesona, menjanjikan satu kunjungan ilmiah yang tak pernah habis. Perkampungan tradisional, rumah-rumah adat, barang-barang peninggalan historis dan sebagainya adalah situs dan benda cagar budaya yang tak terkira nilainya.

Sepanjang tahun, jelas Kadis Budpar TTU, Wilybrodus Apaut, S.Sos, M.AP, perayaan upacara-upacara adat, atraksi-atraksi seni budaya, pengelaran pacuan kuda dan berbagai perlombaan olah raga tradisional adalah festival-festival yang sangat mengagumkan penuh pesona hiburan yang tak terlupakan. Semuanya sangat resprentif dan mulai terkenal yang membutuhkan polesan untuk pengembangan dan pemasarannya. Laporan: Sil Nusa, Ako Uskono, Zeth Besie

Salesius Vitalis Olne, S.Sos Dekan FISIP Universitas Timor
Pemda TTU Harus Punya Kemauan Bangun Pariwisata

Pemerintah Kabupaten TTU melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata TTU, belum pernah mengajak kalangan akademisi dari Perguruan Tinggi (PT) Univesritas Timor (Unimor) untuk membicarakan masalah kepariwisataan TTU.

Kehadiran PT di daerah seharusnya dipandang sebagai modal utama pengembangan sumber daya manusia termasuk di bidang kepariwisataan. Karena PT bisa menjadi mitra dalam penyusunan program pembangunan pariwisata. “Yang terpenting adalah bagaimana merubah pola pikir atau cara pandang masyarakat tentang pentingnya pariwisata. Ini yang butuh proses,” ungkap Vitalis kepada Bentara Online di kediamannya Benpasi Kefamenanu, Sabtu (23/5/09) lalu,

Dekan Fisip Unimor ini mencontohkan, pengelolaan objek wisata Oeluan hingga saat ini masih sebatas sebagai tempat pemandian dan itu pun hanya dilakukan oleh anak-anak saja, sementara masyarakat umum tidak memanfaatkan jasa objek tersebut untuk berenang disana.

“Orang TTU itu sangat merasa jijik untuk mandi bersama di kolam. Kalau mandi biasanya pakai kain dari atas sampai di bawah. Jadi, yang perlu dipikirkan adalah merubah cara pandang atau pola pikirnya, “ujarnya.

Berbicara tentang pembangunan pariwisata, kata Dekan FISIP Unimor ini, tentunya berpulang pada kemauan pemerintah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan visi dan misi instansi tersebut.

“Jangan hanya sebatas buat program saja tetapi harus ada aksi nyata, ‘ujarnya.

Beberapa hal yang diperhatikan dalam rangka pengembangan pariwisata adalah, Pertama, pola rekruitmen pegawai sesuai kompetensi kepariwisata. seperti penerjemah di setiap objek wisata. Di samping itu juga, perlu merekrut warga dari Sonaf untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan kemudian menempatkan kembali PNS tersebut di objek wisata yang ada di Sonaf atau dekat Sonaf sehingga mengetahui secara persis objek wisata tersebut.

Kedua, di Tanjung Bastian, jangan hanya cuma objek pacuan kuda saja tetapi harus ada objek atau event yang rutin dilaksanakan di tempat itu sehingga bisa memancing orang berkunjung ke Tanjung Bastian. Dari aspek sosial, orang akan terbiasa berkunjung ke Tanjung Bastian pada hari-hari tertentu.

Salesius Vitalis Olne juga mengeritik usaha promosi pemda yang dilakukan sebatas membuat leaflet saja. Menurutnya, perlu ada promosi lewat media cetak dan elektronik serta pertukaran budaya. Laporan: Sil Nusa, Ako Uskono


Robert Tanur: Pengusaha Hotel Livero

Galakan Promosi dengan Menjual Paket Tour

Image
Pengusaha Muda Kefamenanu, Robert Tanur, yang saat ini menekuni usaha di bidang jasa perhotelan, restauran dan hiburan, menyarankan kepada Pemda TTU untuk bekerja sama dengan sektor swasta dalam hal pembuatan Paket Tour Wisata. Paket Tour Wisata akan mendorong para wisatawan nusantara maupun mancanegara mengunjungi Kabupaten TTU secara rutin.

Selama ini, kata Robert Tanur, yang ditemui Bentara Online di Hotel Livero miliknya yang tak jauh dari Terminal Kota Kefamenanu, Rabu (20/5/09)lalu, tak pernah ada kegiatan promosi wisata Kabupaten TTU. Ia juga sangat menyayangkan keengganan Pemerintah TTU untuk bekerja sama dengan media cetak maupun elektronik dalam mempromosikan berbagai potensi sumberdaya di daerah termasuk pariwisata.

“Media itu sangat efektif untuk promosi wisata. Tanpa melalui media, orang tidak akan tahu. Dalam hal promosi, media cetak lebih efektif karena bertahan lama dibandingkan media elektronik. Soal promosi, kita bisa belajar dari Kabupaten Alor yang setiap tahunnya selalu ada promoso Expo Budaya sehingga Sail Indonesia selalu menyinggahi Alor sebagai salah satu destinasi wisata, “ujarnya.

Robert Tanur mengemukakan, Kabupaten TTU memiliki kekayaan wisata khususnya wisata budaya dan wisata religius yang bisa dijadikan suatu paket tour wisata setiap tahunnya. Dengan paket tour, orang luar bisa mengenal TTU dan orang bisa mengenal TTU itu hanya bisa melalui media. Ia kemudian mencontohkan, Rumah Adat Maslete, orang bisa mengenal objek wisata budaya ini jika di tempat ini setiap tahunnya digelar upacara adat rutin.

“Orang bisa ke Maslete tetapi apa yang mau dilihat di sana? Harus ada upacara adat secara rutin setiap tahunnya. Kalau sudah ada acara rutin, maka kita bisa buat paket tour dan bisa dipromosi melalui media massa, “ujarnya.

Dalam hal membuat paket tour wisata, Robert Tanur, mengajak pemerintah untuk bisa belajar pada objek wisata religius seperti di Sendangsono Jogjakarta. Untuk wisata semacam ini, kata dia, tak terlalu sulit karena pada dasarnya di TTU ada juga Gereja tertua yakni di Bitauni. Cara memulainya adalah mempromosikannya melalui pers atau media massa.

Karena itu, pejabat pemerintah disarankannya untuk selalu dekat dengan pers dan bukan menjauhi pers. Setiap ada kegiatan pemerintahan terlebih yang berhubungan dengan kehidupan rakyat banyak, alangkah baiknya melibatkan setiap insan pers di daerah sehingga bisa diliput. Jika Pemda sudah bisa bekerja sama dengan media massa dan sudah menetapkan salah satu objek wisata religius, maka langkah selanjutnya, Pemda menyediakan sarana angkutan berupa Bis Pariwisata bagi anak sekolah. Pada setiap musim atau bulan tertentu, anak sekolah dari setiap lembaga pendidikan bisa mengunjunginya.

“Sampai saat ini pemerintah belum menunjukan mana yang disebut objek wisata religius atau budaya. Selama ini pula tidak pernah ada suatu objek wisata yang dipublikasikan di media. Jadi saya sarankan agar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bisa mempromosikannya. Saya sebagai pengusaha sangat berterima kasih kepada teman-teman media yang berusaha mempromosikan TTU, “ujarnya.

Robert Tanur lalu mencontohkan lagi dengan Bali yang adalah Destinasi Tujuan Wisata. Bali menurutnya, terkenal karena budayanya sehingga para turis mau berkunjung ke Bali. Sementara di Kabupaten TTU, juga kaya akan budaya sehingga sangat pantas menjadi objek wisata budaya maupun religius.

Sebagai pengusaha perhotelan, kata Robert Tanur, pihaknya tak bisa mempromosikan sarana hiburan yang disediakan hotel kalau tidak ada objek wisata yang pantas dikunjungi di TTU. Karena itu, harus ada keterpaduan antara hotel dengan objek wisata. Setelah wisatawan pulang dari objek wisata, wisatawan akan menikmati sarana hiburan yang ada di hoitel.

“Kami pengusaha hanya menyiapkan sarana hotel dan hiburannya, tetapi untuk promisi keluar maka itu prosinya pemerintah walaupun kami juga melakukannya. Sampai saat ini pun, kami pengusaha belum pernah diajak untuk berbicara bersama pemerintah bagaimana merumuskan strategi pembangunan pariwisata di TTU yang baik, “keluhnya.

Robert Tanur, menambahkan, untuk wisata religius, pembuatan paket tour juga tak sulit karena pada dasarnya di TTU memiliki sejumlah objek yang layak menjadi tempat wisata. Ia mencontohkan, setiap bulan Mei dan Oktober adalah Bulan Rosario bagi Umat Katolik. Pada bulan Mei dan Oktober, biasanya di akhir bulan, umat Katolik berkumpul di Gua Bitauni. Pada saat itu, seharusnya bisa diisi dengan acara seperti lomba lagu rohani atau apa saja yang bisa membuat orang terpancing untuk menuju ke lokasi tersebut.

Lomba Panjat Tebing

Robert Tanur ternyata punya banyak gagasan yang bisa dijual sehingga menghasilkan banyak uang untuk TTU. Di Manufonu misalnya, keindahan alam berupa bukit-bukit yang terjal bisa dijadikan objek wisata untuk lomba panjat tebing. Hal sama juga dengan objek wisata di Tanjung Bastian. Kedua lokasi itu bisa digelar event tahunan untuk Lomba Panjat Tebing sehingga bisa mendorong majunya pariwisata di TTU dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan wilayah.

Hal menarik lainnya yang diutarakan Robert Tanur adalah adanya kondisi wilayah yang sangat memungkinkan berkembangkan pariwisata. Di bidang tata ruang wilayah, jelasnya, untuk kota-kota di daratan Timor, tak bisa melawan dengan Kefamenanu. Dalam hal penataan ruang dan kebersihan, TTU sangat luar biasa. Tata ruang sudah berwawasan wisata dan Kota Kefamenanu pun sangat cocok untuk pengembangan sebagai Kota Pendidikan.

Selain itu, di kampung-kampung banyak terdapat sanggar seni. Namun, karena ketiadaan event dan tidak ada pembinaan, membuat banyak sanggar seni yang tidak berkembang.

Kamis, 15 Oktober 2009

Terima kasih... Terima Kasih Sahabat

Tak dapat dipungkiri kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan orang lain,disadari atau tidak setiap waktu, setiap jam, setiap kesempatan pasti hidup kita selalu dibantu oleh pihak lain, coba deh renungkan ada tidak sesuatu hal yang kita bisa kerjakan sendiri tanpa perlu bantuan orang lain sedikit pun, ayo ada apa tidak. Terima kasih. Suatu ucapan yang memiliki dimensi bahwa kita merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan uluran bantuan dari orang lain. Karena kita hidup tak sendiri. Makna yang lebih dalam dari suatu ungkapan terima kasih ialah bahwa dalam lingkup interaksi sosial, kita selalu membutuhkan cinta kasih. Dengan kasih itulah, kita akan selalu tergerak untuk menolong orang lain. Bayangkan, bila semua saling memberi kasih, maka semua persoalan di negara ini dapat diminimalisir untuk diatasi. Dengan cinta kasih, hidup menjadi lebih berarti dan bermakna.

Coba deh renungkan dari awal kita bangun pagi, mungkin tidak sedikit kita berinteraksi dengan orang lain, mungkin istri, pembantu rumah tangga, Tukang Ojek, Supir bis, atau supir pribadi, yang semua itu memberi pelayanan kepada kita benar engga sih.. kayaknya hampir semua hidup kita dari pagi sampai pagi kembali selalu dibantu orang lain. Bahkan di rumah pun, saat lelah menyengat sepulang kerja, serta merta sang isteri membuatkan teh, atau sekedar memberi pijatan ringan dipundak. atau dikantor ada si asep yang biasa melayani kita menuangkan minum atau meminta bantuan untuk fotocopy semua itu kita selalu berhubungan dengan orang lain bukan. kadang setelah kita menikmati semua pelayanan dari orang sekitar kita sering berpikir, itu sudah kewajiban mereka membantu kita.

terkadang hal yang keliru sering kita lakukan, ketika kita jarang mengucapkan terimkasih, kita juga tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah orang lain lakukan untuk kita, dan kita senantiasa menuntut lebih dari orang lain. Meminta orang lain melakukan lebih banyak, lebih baik, lebih sering dari yang sudah dilakukannya. Orang lain melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kita lebih dulu marah, dan kemudian lupa mengucapkan terima kasih. Ucapkanlah terima kasih lebih dulu, baru kemudian beritahu kekurangan atau kesalahan secara baik-baik. Dijamin, mereka akan mengerjakannya lebih baik tanpa wajah merengut.

Padahal Riset menunjukkan bahwa manusia haus akan penghargaan. Jika menerima pujian tulus atau apa yang berhasil dilakukan dengan baik, mereka tidak hanya merasa dihargai secara batiniah, tetapi juga membuahkan kebanggan tersendiri. Coba anda posisikan diri anda ketika atasan anda menuntut suatu pekerjaan dengan sempurna, lalu pekerjaan itu sukses dan atasan anda tidak mengucapkan terimakasih, apa yang anda rasakan, Jengkel, marah, atau menggerutu. Atau ketika saudara/teman meminta bantuan, tetapi ketika bantuan sudah diberi dan tidak ada ucapan terimakasih apa yang terjadi, pasti kita akan mendapat wajah yang masam, kadang-kadang "mahalnya" sebuah ucapan terimakasih merupakan pengingkaran kita terhdap kemahluksosialan kita sendiri.

Masyrakat saat ini hidup dalam pengkotak-kotakan diri, berupa Status sosial...kelas sosial... atau hal lainya yang sebenarnya tidak perlu, tapi sebenarnya kedua hal ini mengatur jalannya kehidupan sosial di masyarakat, Tanpa sadar, masyarakat hanya mewajibkan kita untuk bersikap super sopan ke orang yang status sosialnya lebih tinggi dari kita, tapi apakah kita diwajibkan untuk bersikap sopan ke orang-orang kecil, kita tidak dilatih untuk menyadari jerih payah orang lain ketika orang lain itu dianggap tidak atau kurang penting. Walaupun kita dilatih untuk sopan, kita kurang dilatih untuk menghargai orang lain terlepas dari status dan kelas sosial mereka. sebenarnya manusia apapun pengkotak-kotakan yang melekat pada setiap individu, mereka sama memiliki keinginan di hargai, ucapan terimakasih yang tulus atas jasa yang diberikan kepada kita adalah sebuah penghargaan yang sangat besar nilainya untuk setiap individu.

Kita semua senang bila orang menghargai kita dan pekerjaan yang kita lakukan. Ucapan "terima kasih" itu bukan tanpa makna. menurut versi saya sendiri kata terima kasih terdiri dari dua suku kata, Terima & Kasih maksudnya "Setiap kita menerima, maka harus ada bagian yang dikasihkan kepada orang lain. Setiap menerima, lalu memberi. Menerima, lalu ngasih. Terima & kasih. Mengucapkan terimakasih meperlihatkan sikap menghargai berarti menunjukkan apa yang anda inginkan dan apa yang menurut anda penting dilakukan.pernahkah terlintas di pikiran kita jika setiap orang membutuhkan ucapan terima kasih, tidak memilah apakah miskin, kaya, cantik, tampan dan batasan-batasan lainnya.

“Terima kasih”, sebuah ungkapan yang hanya terdiri dari dua kata. Tapi dengannya banyak hal yang kan didapat, tetapi kata terimakasih Kurang tersampaikan rasanya bila ucapan terima kasih diucapkan tanpa senyum, mimik, ataupun tatapan kosong hampa nan dingin. Terima kasih memang memerlukan ketulusan. Darinya tidak menginginkan sesuatu dibaliknya. Terimakasih juga memberi makna bersyukur kepada tuhan atas apa yang kita terima,tapi budaya lupa berterimaksih kepada tuhan pun merupakan sebuah budaya buruk dan ini serig kita berikan kepada Tuhan . Tatkala Kita terus menerus berdoa dilimpahkan rezeki. Hanya karena rezeki yang didapat hari ini tidak berlimpah, lalu dalam doa selanjutnya kita berujar, “Ya Tuhan, kok cuma segini?”.

Terima kasih. Ucapan yang memberikan kekuatan energi positif bagi pemberi dan penerimanya. Energi tersebut akan lebih bernilai bila kita tidak hanya mengucapkannya saja. Satu saat, Anda melakukannya tak cukup hanya dengan mengucapkannya saja bukan? Selain ucapan, sebagai gantinya, kita bisa saja memberikan imbalan balik berupa uang, barang, jasa, atau minimal tentu saja doa yang tulus kepada seseorang yang telah menolong kita. Dan bila suatu saat kita menolong orang, sangat mungkin orang tersebut tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada kita tetapi juga mendoakan kita secara tulus.

Tanpa kita sadari kata terimakasih adalah mengembalikan penghormatan dengan penghormatan pula, jadi orang yang mengucapkan kata terimakasih adalah lebih terhormat. maka Jangan mulai dari orang lain. Mulailah dari diri sendiri dulu, Alangkah indahnya sebuah masyarakat yang warganya saling berterima kasih. maka dengan ini Tulus saya ucapkan kata bukan sebatas ucapan yang berakhir di ujung lidah saja. Bukan pula sebuah basa-basi nan hambar. Dan kata itu tulus terucap…Terimakasih para sahabat yang telah berkenan membaca tulisan saya, setiap kritik dan saran dapat di tuangkan di jhonrobben@ymail.com (kalau bisa langsung, jangan mereply di milist karena kadang terlewatkan).

"Terima kasih adalah bentuk penghargaan yg tinggi... sederhana tapi punya nilai yg dalam..."



Salam Sukses Dan Bahagia

Bandung, 15 Oktober 2009

AKU

Josse Alberto

terima kasih sahabatku ..........!!!

Terima kasih... Terima Kasih Sahabat

Tak dapat dipungkiri kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan orang lain,disadari atau tidak setiap waktu, setiap jam, setiap kesempatan pasti hidup kita selalu dibantu oleh pihak lain, coba deh renungkan ada tidak sesuatu hal yang kita bisa kerjakan sendiri tanpa perlu bantuan orang lain sedikit pun, ayo ada apa tidak. Terima kasih. Suatu ucapan yang memiliki dimensi bahwa kita merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan uluran bantuan dari orang lain. Karena kita hidup tak sendiri. Makna yang lebih dalam dari suatu ungkapan terima kasih ialah bahwa dalam lingkup interaksi sosial, kita selalu membutuhkan cinta kasih. Dengan kasih itulah, kita akan selalu tergerak untuk menolong orang lain. Bayangkan, bila semua saling memberi kasih, maka semua persoalan di negara ini dapat diminimalisir untuk diatasi. Dengan cinta kasih, hidup menjadi lebih berarti dan bermakna.

Coba deh renungkan dari awal kita bangun pagi, mungkin tidak sedikit kita berinteraksi dengan orang lain, mungkin istri, pembantu rumah tangga, Tukang Ojek, Supir bis, atau supir pribadi, yang semua itu memberi pelayanan kepada kita benar engga sih.. kayaknya hampir semua hidup kita dari pagi sampai pagi kembali selalu dibantu orang lain. Bahkan di rumah pun, saat lelah menyengat sepulang kerja, serta merta sang isteri membuatkan teh, atau sekedar memberi pijatan ringan dipundak. atau dikantor ada si asep yang biasa melayani kita menuangkan minum atau meminta bantuan untuk fotocopy semua itu kita selalu berhubungan dengan orang lain bukan. kadang setelah kita menikmati semua pelayanan dari orang sekitar kita sering berpikir, itu sudah kewajiban mereka membantu kita.

terkadang hal yang keliru sering kita lakukan, ketika kita jarang mengucapkan terimkasih, kita juga tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah orang lain lakukan untuk kita, dan kita senantiasa menuntut lebih dari orang lain. Meminta orang lain melakukan lebih banyak, lebih baik, lebih sering dari yang sudah dilakukannya. Orang lain melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan yang kita inginkan, kita lebih dulu marah, dan kemudian lupa mengucapkan terima kasih. Ucapkanlah terima kasih lebih dulu, baru kemudian beritahu kekurangan atau kesalahan secara baik-baik. Dijamin, mereka akan mengerjakannya lebih baik tanpa wajah merengut.

Padahal Riset menunjukkan bahwa manusia haus akan penghargaan. Jika menerima pujian tulus atau apa yang berhasil dilakukan dengan baik, mereka tidak hanya merasa dihargai secara batiniah, tetapi juga membuahkan kebanggan tersendiri. Coba anda posisikan diri anda ketika atasan anda menuntut suatu pekerjaan dengan sempurna, lalu pekerjaan itu sukses dan atasan anda tidak mengucapkan terimakasih, apa yang anda rasakan, Jengkel, marah, atau menggerutu. Atau ketika saudara/teman meminta bantuan, tetapi ketika bantuan sudah diberi dan tidak ada ucapan terimakasih apa yang terjadi, pasti kita akan mendapat wajah yang masam, kadang-kadang "mahalnya" sebuah ucapan terimakasih merupakan pengingkaran kita terhdap kemahluksosialan kita sendiri.

Masyrakat saat ini hidup dalam pengkotak-kotakan diri, berupa Status sosial...kelas sosial... atau hal lainya yang sebenarnya tidak perlu, tapi sebenarnya kedua hal ini mengatur jalannya kehidupan sosial di masyarakat, Tanpa sadar, masyarakat hanya mewajibkan kita untuk bersikap super sopan ke orang yang status sosialnya lebih tinggi dari kita, tapi apakah kita diwajibkan untuk bersikap sopan ke orang-orang kecil, kita tidak dilatih untuk menyadari jerih payah orang lain ketika orang lain itu dianggap tidak atau kurang penting. Walaupun kita dilatih untuk sopan, kita kurang dilatih untuk menghargai orang lain terlepas dari status dan kelas sosial mereka. sebenarnya manusia apapun pengkotak-kotakan yang melekat pada setiap individu, mereka sama memiliki keinginan di hargai, ucapan terimakasih yang tulus atas jasa yang diberikan kepada kita adalah sebuah penghargaan yang sangat besar nilainya untuk setiap individu.

Kita semua senang bila orang menghargai kita dan pekerjaan yang kita lakukan. Ucapan "terima kasih" itu bukan tanpa makna. menurut versi saya sendiri kata terima kasih terdiri dari dua suku kata, Terima & Kasih maksudnya "Setiap kita menerima, maka harus ada bagian yang dikasihkan kepada orang lain. Setiap menerima, lalu memberi. Menerima, lalu ngasih. Terima & kasih. Mengucapkan terimakasih meperlihatkan sikap menghargai berarti menunjukkan apa yang anda inginkan dan apa yang menurut anda penting dilakukan.pernahkah terlintas di pikiran kita jika setiap orang membutuhkan ucapan terima kasih, tidak memilah apakah miskin, kaya, cantik, tampan dan batasan-batasan lainnya.

“Terima kasih”, sebuah ungkapan yang hanya terdiri dari dua kata. Tapi dengannya banyak hal yang kan didapat, tetapi kata terimakasih Kurang tersampaikan rasanya bila ucapan terima kasih diucapkan tanpa senyum, mimik, ataupun tatapan kosong hampa nan dingin. Terima kasih memang memerlukan ketulusan. Darinya tidak menginginkan sesuatu dibaliknya. Terimakasih juga memberi makna bersyukur kepada tuhan atas apa yang kita terima,tapi budaya lupa berterimaksih kepada tuhan pun merupakan sebuah budaya buruk dan ini serig kita berikan kepada Tuhan . Tatkala Kita terus menerus berdoa dilimpahkan rezeki. Hanya karena rezeki yang didapat hari ini tidak berlimpah, lalu dalam doa selanjutnya kita berujar, “Ya Tuhan, kok cuma segini?”.

Terima kasih. Ucapan yang memberikan kekuatan energi positif bagi pemberi dan penerimanya. Energi tersebut akan lebih bernilai bila kita tidak hanya mengucapkannya saja. Satu saat, Anda melakukannya tak cukup hanya dengan mengucapkannya saja bukan? Selain ucapan, sebagai gantinya, kita bisa saja memberikan imbalan balik berupa uang, barang, jasa, atau minimal tentu saja doa yang tulus kepada seseorang yang telah menolong kita. Dan bila suatu saat kita menolong orang, sangat mungkin orang tersebut tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada kita tetapi juga mendoakan kita secara tulus.

Tanpa kita sadari kata terimakasih adalah mengembalikan penghormatan dengan penghormatan pula, jadi orang yang mengucapkan kata terimakasih adalah lebih terhormat. maka Jangan mulai dari orang lain. Mulailah dari diri sendiri dulu, Alangkah indahnya sebuah masyarakat yang warganya saling berterima kasih. maka dengan ini Tulus saya ucapkan kata bukan sebatas ucapan yang berakhir di ujung lidah saja. Bukan pula sebuah basa-basi nan hambar. Dan kata itu tulus terucap…Terimakasih para sahabat yang telah berkenan membaca tulisan saya, setiap kritik dan saran dapat di tuangkan di jhonrobben@ymail.com (kalau bisa langsung, jangan mereply di milist karena kadang terlewatkan).

"Terima kasih adalah bentuk penghargaan yg tinggi... sederhana tapi punya nilai yg dalam..."



Salam Sukses Dan Bahagia

Bandung, 15 Oktober 2009

AKU

Josse Alberto